Teori Perkembangan Psikoanalitik (Freud)
Teori Psikoanalisis ditemukan/dikembangkan pertama kali oleh Sigmund Freud. Banyak pakar yang kemudian ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan teori psikologi kepribadiannya sendiri. Masing-masing teori mencoba mendeskripsi wujud dari kepribadian, bagaimana struktur, dinamika dan perkembangan elemen-elemen pendukungnya. Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat dideteksi kemungkinan adanya penyimpangan tingkah laku dan bagaimana mengatasinya. Psikoanalisis berkembang luas karena masyarakat luas terbiasa memandang gangguan tingkah laku sebagai penyakit. Pakar psikoanalisis banyak yang memiliki latar belakang profesi medik (psikiater), mereka menempatkan diri sebagai seorang terapis, dan teknik katharsis dan free association dipandang layaknya pil ajaib untuk menyembuhkan penyakit itu.
Kognitif (Freud)
Konsep dasarnya adalah pikiran dan keyakinan seseorang menjadi kunci memahami tingkah laku. Ingatan, pikiran dan keyakinan ini mempunyai referensi khusus terhadap dunia. Paradigma kognitif berusaha mengungkapkan bahwa cara pandang seseorang mencerminkan bagaimana dunia itu bergerak dan cara bagaimana otaknya bekerja. Terapi kognitif berusaha mendorong orang mengubah keberadaannya di dunianya, mendorong orang untuk berpikir yang baik tentang dirinya sendiri, disamping mendorong orang memilih lingkungan yang sesuai dengan dirinya.
Behavioral (B. F Skinner)
Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki diperoleh melalui belajar, dan mengubah tingkah laku itu dilakukan juga dengan mempelajari tingkah laku baru sebagai pengganti. Faktor pendorong agar orang bersedia bertingkah laku mengikuti kemauan lingkungan disebut reinforcement.
Belajar Sosial (Albert Bandura)
Teori belajar sosial (social learning theory) dari Bandura, didasarkan pada konsep saling menentukan (reciprocal determinism), tanpa penguatan (beyond reinforcement), dan pengaturan diri/berpikir (self-regulation/cognition).
- Determinis resiprokal: pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan.
- Tanpa renforsemen: Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung pada renforsemen. Menurutnya, renforsemen penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku.
- Kognisi dan regulasi diri: konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.
Etologis (Lorenz)
Etologi lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi (ethology) menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode yang penting atau peka.
Ekologis (Urie Bronfenbrenner)
Pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
Eklektis
Dalam teori Eklektisme, dasar teori yang digunakan tidak hanya berasal dari satu saja akan tetapi merupakan penggabungan dari beberapa dasar teori. Misalnya suatu kasus dalam penyelesaianya menggunakan teori A akan tetapi teori ini mungkin tidak dapat digunakan dalam kasus lain, oleh karena itu perlu menggunakan teori lain dalam menyelesaikan kasus tersebut. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prochaska pada tahun 1984 bahwa konseling eklektik merupakan penerapan prinsip psikologi untuk memecahkan masalah personal, dengan menerapakan prinsip khusus yang ditetapkan berdasarkan masalah khusus yang dipecahkan. Atau dapat juga dikatakan bahwa konseling eklektisme berpegang pada pandangan teoretis dan pendekatan (approach) yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi serta pendekatan.
Dari ketiga aliran terebut dapat kita lihat berbagai perbedaan antara satu aliran dengan aliran yang lain. Formalism menerima satu teori secara penuh, sinkretisme dalam penggunaan teori-teori kurang teratur sehingga kurang jelas sistemya, dan eklektisme tampak kerangka yang jelas antar bagian dan tidak terjadi kontaminasi antar teori.
Eklektik lebih condong terhadap aspek kondisi psikologis daripada sifat kepribadian. Throne berpandangan bahwa tingkah laku dan kepribadian berada dalam perubahan terus menerus, selalu berkembang dan berubah dalam dunia yang berubah pula. Menurutnya hukum perubahan universal menyatakan bahwa perilaku adalah hasil dari:
1. Status organisme, akan tetapi tidak statis.
2. Status situasi dalam perubahan lingkungan interpersonal
3. Situasi atau kondisi umum
Menurut eklektik kebutuhan dasar klien adalah mencapai level tertinggi dari integritasnya sepanjang waktu, hal ini dapat diartikan bahwa klien meminyai keadaan psikologis dan memandang kesadaran sebagai pusatnya.
Leave a comment